Ibadah Umrah dan Haji merupakan dua jenis ziarah yang dilakukan oleh umat Islam ke Tanah Suci, yaitu Mekkah dan Madinah. Meskipun keduanya merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam, terdapat beberapa perbedaan mendasar yang membedakan antara Haji dan Umrah, baik dari segi hukum, pelaksanaan, maupun waktu.
Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam dan wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial, setidaknya sekali seumur hidup. Ini merupakan ibadah yang wajib (fardhu 'ain). Umrah hukumnya sunnah, yang berarti tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan. Meskipun begitu, pelaksanaannya dapat dilakukan kapan saja dalam setahun, berbeda dengan Haji yang memiliki waktu tertentu.
Haji hanya dapat dilakukan pada bulan-bulan tertentu, yaitu Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam kalender Islam. Puncaknya jatuh pada 9 hingga 13 Dzulhijjah, terutama pada tanggal 9 Dzulhijjah yang dikenal sebagai Hari Arafah. Umrah dapat dilaksanakan kapan saja sepanjang tahun, kecuali pada hari-hari tertentu seperti saat puncak ibadah Haji. Oleh karena itu, banyak orang yang memilih melaksanakan Umrah di luar musim Haji agar terhindar dari keramaian.
Rangkaian Haji lebih kompleks dan melibatkan beberapa ritual tambahan yang tidak ada dalam Umrah. Rukun Haji meliputi:
Sementara itu, Umrah hanya melibatkan empat rukun, yaitu:
Haji memerlukan waktu yang lebih lama, karena pelaksanaan Haji berlangsung selama beberapa hari di bulan Dzulhijjah. Pelaksanaan Haji membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 6 hari untuk menyelesaikan seluruh rangkaian ibadahnya. Umrah bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, bahkan dalam satu hari saja. Pelaksanaan Umrah bisa selesai hanya dalam beberapa jam, tergantung pada kondisi di lapangan.
Haji memiliki kuota terbatas yang diatur oleh pemerintah, baik dari negara asal jamaah maupun pemerintah Arab Saudi. Karena keterbatasan tempat dan waktu, kuota Haji dibatasi setiap tahunnya untuk setiap negara, sehingga sering kali jamaah harus menunggu bertahun-tahun sebelum bisa melaksanakan Haji. Umrah tidak memiliki kuota yang seketat Haji. Jamaah bisa berangkat kapan saja selama memiliki visa dan tidak ada pembatasan khusus dari pihak otoritas.
Meskipun keduanya merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, Haji memiliki keutamaan yang lebih tinggi daripada Umrah. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barangsiapa melaksanakan Haji dan tidak melakukan rafats (ucapan kotor) dan tidak berbuat fasik, maka dia akan kembali seperti hari ketika ibunya melahirkannya." (HR. Bukhari dan Muslim). Haji yang mabrur (diterima) dijanjikan pahala yang besar, yaitu surga.
Sementara itu, Umrah juga memiliki keutamaan tersendiri. Umrah disebut sebagai penghapus dosa di antara dua Umrah, sebagaimana disebutkan dalam hadis, "Dari satu Umrah ke Umrah lainnya, akan menghapuskan dosa-dosa di antara keduanya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Perbedaan utama antara Haji dan Umrah terletak pada kewajiban, waktu, dan rangkaian pelaksanaannya. Haji merupakan ibadah wajib yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, sementara Umrah adalah ibadah sunnah yang bisa dilakukan kapan saja. Meskipun demikian, keduanya memiliki keutamaan dan pahala yang besar bagi umat Islam yang melaksanakannya dengan niat yang tulus dan penuh keikhlasan.